Share

Pariwisata Bali

     Perjalanan wisata internasional di Bali telah dimulai pada permulaan abad 20 di mana sebelumnya bahwa Bali diketemukan oleh orang Belanda tahun 1579 yaitu oleh ekspedisi (Cornellis de Houtman) dalam perjalanannya mengelilingi dunia untuk mencari rempah-rempah lalu sampai di Indonesia.


    Dari Pulau Jawa misi tersebut berlayar menuju ke Timur dan dari kejauhan terlihatlah sebuah pulau yang merimbun. Dikiranya pulau tersebut menghasilkan rempah-rempah. Setelah mereka mendarat, mereka tidak menemukan rempah-rempah.


    Hanya sebuah kehidupan dengan kebudayaannya yang menurut pandangan mereka sangat unik, tidak pernah dijumpai di tempat lain yang dikunjungi selama mereka mengelilingi dunia, alamnya sangat indah dan mempunyai magnet/daya tarik tersendiri. Pulau ini oleh penduduknya dinamakan Bali. Inilah yang mereka laporkan kepada Raja Belanda pada waktu itu.


    Kemudian pada tahun 1920 mulailah wisatawan dari Eropa datang ke Bali. Hal ini terjadi berkat dari kapal-kapal dagang Belanda yaitu KPM (Koninklijke Paketcart Maatsckapy) yang dalam usahanya mencari rempah-rempah ke Indonesia dan juga agar kapal-kapal tersebut mendapat penumpang dalam perjalanannya ke Indonesia lalu mereka memperkenalkan Bali di Eropa sebagai (the Island of God).


    Dari para wisatawan Eropa yang mengunjungi Bali terdapat pula para seniman, baik seniman sastra, seniman lukis maupun seniman tari. Dalam kunjungan berikutnya banyak para seniman tersebut yang menulis tentang Bali seperti :


   Seniman Sastra yaitu Dr. Gregor Krause adalah orang Jerman yang dikirim ke Wetherisnds East Idies (Indonesia) bertugas di Bali pada tahun 1921 yang ditugaskan untuk membuat tulisan-tulisan dan foto-foto mengenai tata kehidupan masyarakat Bali.


   Bukunya telah menyebar ke seluruh Dunia pada tahun 1920 yang bersangkutan tinggal di Bangli. Miguel Covarrubias dengan bukunya the Island of Bali tahun 1930, Mrs. Menc (Ni Ketut Tantri) dengan bukunya Revolt In Paradise, Roelof Goris dengan bukunya Prasasti Bali menetap di Bali tahun 1928, Lovis Conperus (1863-1923) dengan bukunya Easwords (Melawat ke Timur) memuji tentang Bali terutama Kintamani.


   Sementara seniman lukis di antaranya : R. Bonet mendirikan museum Ratna Warta, Walter Spies bersama Tjokorde mendirikan yayasan Pita Maha. Di samping dikenal sebagai pelukis ia juga mengarang buku dengan judul Dance dan Drama in Bali.


   Pertama kali ke Bali tahun 1925. Arie Smith yang membentuk aliran young artist. Le Mayeur orang Belgia mengambil istri di Bali tinggal di Sanur tahun 1930 dengan Museum Le Mayeur di Bali 5. Mario Blanco orang Spanyol juga seorang pelukis beristrikan orang Bali dan menetap di Ubud.


   Dan banyak lagi seniman baik asing maupun Nusantara di samping menetap, mengambil objek baik lukisan maupun tulisan mengenai Bali. Dan tulisan-tulisan mengenai Bali mulai tahun 1920 sudah menyebar keseluruh Eropa dan Amerika.


   Para Wisatawan asing yang sudah pernah ke Bali lalu menceritakan pengalaman kunjungannya selama di Bali kepada teman-temannya. Untuk menampung kedatangan wisatawan asing ke Bali maka pada tahun 1930 didirikanlah hotel yang pertama di Bali yaitu Bali Hotel yang terletak di jantung kota Denpasar, di samping itu juga ada sebuah pesanggrahan yang terletak di kawasan wisata Kintamani.


   Nama Bali makin terkenal setelah pada tahun 1932 rombongan Legong Peliatan melanglang buana ke Eropa dan Amerika atas prakarsa orang-orang asing dan pada tahun berikutnya makin banyak saja seni tari Bali yang diajak melanglang buana ke mancanegara. Selama pementasan selalu pertunjukan tersebut mendapat acungan jempol.


   Makin terkenalnya nama Bali di mancanegara, kunjungan wisatawan asing makin banyak datang ke Bali. Berbagai julukan diberikan kepada Bali antara lain :


The Island of Gods
The Island of Paradise
The Island of Thousand Temples
The Morning of The World oleh Pandit Jawahral Nehru
The Last Paradise on Earth dan lain sebagainya.
   Kesemarakan Pariwisata Bali pernah terhenti karena meletusnya Perang Dunia I tahun 1939 - 1941 dan Perang Dunia II tahun 1942-1945 dan dilanjutkan dengan Revolusi Kemerdekaan RI tahun 1942-1949.


   Baru pada tahun 1956 kepariwisataan di Bali dirintis kembali. Pada tahun 1963 didirikan Hotel Bali Beach (Grand Bali Beach sekarang). Setelah Hotel Bali Beach diresmikan pada November 1966 maka bulan Agustus 1969 diresmikan Pelabuhan Udara Ngurah Rai sebagai pelabuhan internasional. Kepariwisataan di Bali dilaksanakan secara lebih intensif, teratur dan terencana yaitu ketika dimulai dicanangkan Pelita I pada April 1969.

Sejarah Bali

   Zaman prasejarah Bali merupakan awal dari sejarah masyarakat Bali, yang ditandai oleh kehidupan masyarakat pada masa itu yang belum mengenal tulisan. Walaupun pada zaman prasejarah ini belum dikenal tulisan untuk menuliskan riwayat kehidupannya, tetapi berbagai bukti tentang kehidupan pada masyarakat pada masa itu dapat pula menuturkan kembali keadaanya Zaman prasejarah berlangsung dalam kurun waktu yang cukup panjang, maka bukti-bukti yang telah ditemukan hingga sekarang sudah tentu tidak dapat memenuhi segala harapan kita.


        Berkat penelitian yang tekun dan terampil dari para ahli asing khususnya bangsa Belanda dan putra-putra Indonesia maka perkembangan masa prasejarah di Bali semakin terang. Perhatian terhadap kekunaan di Bali pertama-tama diberikan oleh seorang naturalis bernama Georg Eberhard Rumpf, pada tahun 1705 yang dimuat dalam bukunya Amboinsche Reteitkamer. Sebagai pionir dalam penelitian kepurbakalaan di Bali adalah W.O.J. Nieuwenkamp yang mengunjungi Bali pada tahun 1906 sebagai seorang pelukis. Dia mengadakan perjalanan menjelajahi Bali. Dan memberikan beberapa catatan antara lain tentang nekara Pejeng, Trunyan, dan Pura Bukit Penulisan. Perhatian terhadap nekara Pejeng ini dilanjutkan oleh K.C Crucq tahun 1932 yang berhasil menemuka   n tiga bagian cetakan nekara Pejeng di Pura Desa Manuaba, Tegallalang.


     Penelitian prasejarah di Bali dilanjutkan oleh Dr. H.A.R. van Heekeren dengan hasil tulisan yang berjudul Sarcopagus on Bali tahun 1954. Pada tahun 1963 ahli prasejarah putra Indonesia Drs. R.P. Soejono melakukan penggalian ini dilaksanakan secara berkelanjutan yaitu tahun 1973, 1974, 1984, 1985. Berdasarkan hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap benda-benda temuan yang berasal dari tepi pantai Teluk Gilimanuk diduga bahwa lokasi Situs Gilimanuk merupakan sebuah perkampungan nelayan dari zaman perundagian di Bali. Di tempat ini sekarang berdiri sebuahmuseum.
Berdasarkan bukti-bukti yang telah ditemukan hingga sekarang di Bali, kehidupan masyarakat ataupun penduduk Bali pada zaman prasejarah Bali dapat dibagi menjadi :
 - Masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana
 - Masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut
 - Masa bercocok tanam
Masa perundagian


       Masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana
Sisa-sisa dari kebudayaan paling awal diketahui dengan penelitian-penelitian yang dilakukan sejak tahun 1960 dengan ditemukan di Sambiran (Buleleng bagian timur), serta di tepi timur dan tenggaraDanau Batur (Kintamani) alat-alat batu yang digolongkan kapak genggam, kapak berimbas, serut dan sebagainya. Alat-alat batu yang dijumpai di kedua daerah tersebut kini disimpan di Museum Gedong Arca di Bedulu, Gianyar.


     Kehidupan penduduk pada masa ini adalah sederhana sekali, sepenuhnya tergantung pada alam lingkungannya. Mereka hidup mengembara dari satu tempat ketempat lainnya (nomaden). Daerah-daerah yang dipilihnya ialah daerah yang mengandung persediaan makanan dan air yang cukup untuk menjamin kelangsungan hidupnya. Hidup berburu dilakukan oleh kelompok kecil dan hasilnya dibagi bersama. Tugas berburu dilakukan oleh kaum laki-laki, karena pekerjaan ini memerlukan tenaga yang cukup besar untuk menghadapi segala bahaya yang mungkin terjadi. Perempuan hanya bertugas untuk menyelesaikan pekerjaan yang ringan misalnya mengumpulkan makanan dari alam sekitarnya. Hingga saat ini belum ditemukan bukti-bukti apakah manusia pada masa itu telah mengenal bahasa sebagai alat bertutur satu sama lainnya.


     Walaupun bukti-bukti yang terdapat di Bali kurang lengkap, tetapi bukti-bukti yang ditemukan di Pacitan (Jawa Timur) dapatlah kiranya dijadikan pedoman. Para ahli memperkirakan bahwa alat-alat batu dari Pacitan yang sezaman dan mempunyai banyak persamaan dengan alat-alat batu dari Sembiran, dihasilkan oleh jenis manusia. Pithecanthropus erectus atau keturunannya. Kalau demikian mungkin juga alat-alat baru dari Sambiran dihasilkan oleh manusia jenis Pithecanthropus atau keturunannya.


Perlawanan Terhadap Penjajah


    Masa ini merupakan masa perlawanan terhadap kedatangan bangsa Belanda di Bali. Perlawanan-perlawanan ini ditandai dengan meletusnya berbagai perang di wilayah Bali. Perlawanan-perlawanan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
 - Perang Buleleng (1846)
 - Perang Jagaraga (1848--1849)
 - Perang Kusamba (1849)
 - Perang Banjar (1868)
 - Puputan Badung (1906)
 - Puputan Klungkung (1908)
Dengan kemenangan Belanda dalam seluruh perang dan jatuhnya kerajaan Klungkung ke tangan Belanda, berarti secara keseluruhan Bali telah jatuh ke tangan Belanda.


Selengkapnya @http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Bali

Wake Up

Hello ...
How Are you today... ?
(       ??      )

Nice answer...
We woke up from our long dream...
NOW !!!
lets go to Bali !!! and we still waiting you everyday...!

Come on !!!
@AS Bali Tour & Travel

Bacalah Informasi tentang kami

Halo, Selamat pagi ...
Kami akan memperkenalkan diri ...
     AS kita ambil dari pemilik Ardika dan Sugiani ...
     Kami adalah penyedia layanan Transport (dengan driver atau tidak) jika Anda ingin Berwisata, Traveling, Liburan, Acara, Tirta Yatra, mengiringi suatu acara,  dan kemana saja anda inginkan ! Anda tinggal di informasi yang TEPAT ...
     Kita mampu tiba dalam 15 menit di Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali karena tidak jauh dari kantor kami dan, Jika Anda sudah tinggal di area BALI dan Anda membutuhkan kami ?
      Anda dapat menghubungi kami ...

E-mail           : ardika_sugiani@ymail.com
Tlpn 1           : 081 236 166 38 simPATI )
Tlpn 2           : 0361 80 10 458 Flexi )
Faceebook    : As Bali
Twitter          : @as_bali



(-:Semua kontak aktif selalu :-)
Terimakasih... dan SAMPAI JUMPA...


Keterangan singkat : 087 860 056 151

Please read my short information...


Hello, Good morning... 
We'll introduce ourself...
    AS we take from our owner Ardika and Sugiani...
    We are service provider of Transportation  ( with driver or not )  if you want to Tour, Traveling, Holiday, Event, Tirta Yatra, Accompanist,  and anywhere you want ! You stay in RIGHT information...
    We can already on 15 minutes in Airport International Ngurah Rai, Bali because not far from our office and, If you already stay in territorial Bali and you need us. 
     You can contact us … 

E-mail         : ardika_sugiani@ymail.com
Phone 1      : 081 236 166 38 ( simPATI )
Phone 2      : 0361 80 10 458 ( Flexi )
Faceebook  : As Bali
Twitter       : @as_bali


(-: All contacts always active :-)
Thankyou... and SEE YOU...


More Information    : 087 860 056 151